Kami (sebenarnya) tidak perduli hubunganmu - Motivateasy

Kami (sebenarnya) tidak perduli hubunganmu

Apakah kamu pernah melihat seseorang membagikan suatu postingan tentang kondisi emosional hubungan mereka di jaringan media sosial mereka?
Jika iya, dan asumsikan kamu hanya sedikit mengenal perorangan tersebut, apakah yang kesan yang kamu dapatkan? Ya benar, kamu tidak akan perduli dan ambil pusing, apalagi kamu tidak memiliki kewajiban maupun keterikatan langsung dengan hubungan dan personal orang itu, maka postingan tersebut akan segera terlupakan.
Jika kamu merupakan orang yang gemar melakukan hal tersebut coba fikirkan sekali lagi alasan melakukannya, apakah untuk mengabarkan kepada seseorang? Atau kah menginspirasi ?

Beralasan mengabarkan kepada seseorang

Tidak seperti zaman dahulu dimana mengirimkan kabar harus dilakukan manual dan perorangan, pada zaman informatika saat ini memang sangat mudah untuk memberikan kabar kepada banyak orang secara paralel. Hal yang perlu diambil sisi positifnya adalah kemudahan, namun apakah manfaat tersebut setara resikonya?
Kondisi emosional yang kamu sampaikan mungkin akan mengganggu orang lain. Jika postingan tersebut merupakan kebahagiaan kamu bersama pasangan, mungkin hal tersebut bisa menjadi cara orang lain yang tidak menyukai hubungan kalian untuk mengganggu. Jika postingan tersebut merupakan kesedihan, maka bayangkanlah betapa menderitanya orang terdekatmu yang berkurang kebahagiaannya dan turut merasa bersedih ketika membaca berita tersebut.
Jika momentum kebahagiaan tersebut sangat berharga atau mengguncang bagimu, setidaknya berilah filter untuk setiap rang yang dapat mengakses kabar tersebut. Karena mereka, sebagian besar tidak perduli, dan sebagian yang lain menjadikannya sebagai bahan mempergunjingkanmu.

Ingin menginspirasi orang lain

Alasan lainnya adalah ingin menginspirasi orang lain, atau kamu ingin bilang agar orang lain ikut merasa senang/sedih dengan kondisimu? Mungkin kamu hanya ingin pamer, karena tersebut memiliki potensi buruk yang lebih tinggi.
Jika hubungan kamu bahagia, maka bagikanlah prosesnya dan bukan hanya hasilnya, sebaliknya pula jika kondisimu sedang bersedih.  Jangan biarkan emosi orang lain merasa jatuh oleh tingginya kesuksesanmu, atau mempermalukan diri sendiri dengan memperlihatkan kondisimu yang paling rendah.
Dukungan terhadap sikap narsisme oleh perangkat teknologi yang semakin canggih, diikuti dengan rendahnya tingkat kewaspadaan digital, membuat banyak orang merasa perlu membagikan seluruh momen yang dianggapnya bernilai kepada seluruh orang, tanpa pengecualian.
Saat bahagia, mungkin sebaiknya kita membagikannya hanya pada orang terdekat saja. Karena yang begitu peduli terhadap kebahagiaan kita adalah orang terdekat.
Saat bersedih, usahakan sesedikit mungkin orang yang mengetahuinya. Ceritakan masalahmu hanya pada orang terdekat dan yang paling bisa memberikan solusi. Menceritakan kepada banyak orang untuk mendukungmu tidak terlalu membantu, karena pada dasarnya diri kita lah yang perlu dibantu untuk bangkit.
Saya tidak berharap kita mendapatkan kesulitan akibat perilaku sembarangan kita dimedia sosial, oleh karena itu (mungkin) cara terbaik adalah memberikan privatisasi pada kondisi kita.