Ketika proses pendekatan dalam hubungan, logika kita akan mentoleransi sangat jauh terhadap berbagai kondisi fakta yang berhubungan dengan calon pasangan.
Pepatah yang mengatakan “cinta itu buta” pun rasanya pantas
disematkan, karena beberapa toleransi yang dilakukan bahkan terlalu “tidak wajar”.
Namun hal tersebut umum dan normal dialami oleh seseorang, dan akan sangat
sulit untuk memberikan pandangan nyata kepada mereka saat dalam kondisi tersebut.
Tapi pada saat menjalani kebersamaan dalam waktu lama, efek tersebut
akan pudar dan kemampuan nalar seseorang akan kembali. Saat itu lah banyak
terjadi pertentangan dan konflik antara kedua pihak, yang lambat laun
menentukan keberlangsungan hubungan kedepannya.
Ada beberapa kebiasaan yang seharusnya sudah dihilangkan ketika
memutuskan untuk bersama dalam waktu lama. Meski mungkin merubah sebagian
kebiasaan, namun hal tersebut diperlukan untuk kesehatan mental dan psikologis dalam
berpasangan.
Menakuti dan mengancam
Kebiasaan yang sering muncul saat pendekatan ini memang terdengan
manis pada awalnya, misal ketika mengancam untuk segera pulang kerumah dan menelepon,
mungkin akan menggemaskan jika hanya sementara waktu. Tapi apa yang terjadi
ketika dilanjutkan terus menerus ketika sudah berpasangan?
Tidak ada individu yang menyukai dikekang dan diancam, setidaknya
dalam keadaan normal.
Pada perlakuan jangka panjang, kemungkinan besar akan memicu
potensi kebohongan, perasaan depresi pada pasangan, dan ketakutan berlebih pada
pasangan. Hal tersebut tentunya akan menyebabkan terbentuknya hubungan jangka
panjang yang tidak sehat. Mungkin akan lebih baik jika kita dapat menahan diri untuk
melakukan hal tersebut kepada pasangan, demi keharmonisan hubungan jangka
panjang.
Lagipula, untuk apa mengancam jika kita memiliki hubungan yang
saling menguntungkan?
Mempertahankan gengsi
Mungkin ini hal yang paling wajar terjadi ketika proses
pendekatan. Satu sama lain memperlihatkan sisi terbaik untuk memikat perhatian,
yang selanjutnya tentu saja meningkatkan gengsi diri.
Harus disadari bahwa ketika sudah terjalin suatu hubungan pasangan
yang berkomitmen dan legal, mempertahankan gengsi merupakan metode paling ampuh
untuk menyakiti pasangan sekaligus diri kita.
Bersiaplah untuk membagikan semua kondisi memalukanmu kepada
pasangan, dan hiduplah tanpa kekhawatiran antara kalian berdua. Jika kamu masih
ingin merahasiakan sesuatu dari pasangan, maka hal tersebut mungkin akan sangat
sulit untuk merahasiakan sesuatu dari seseorang yang hidup bersama kita.
Terlalu cemburu
Masih suka cemburu dengan pasangan? Jika kamu memiliki alasan yang
kuat dan logis maka tidak masalah.
Namun terkadang rasa cemburu berlebihan, terutama pada hal yang
sudah menjadi kewajiban pasangan dan sudah kamu ketahui dan sepakati sejak awal
kenal, akan sangat memberatkan bagi pasangan dan kamu sendiri. Otak kita diciptakan
untuk menyelesaikan masalah dengan skala prioritas utama adalah yang terlihat
dan terasa, dan tentu saja pasangan sebagai seseorang yang paluing dekat dengan
kita, akan menduduki prioritas utama.
Depresi bisa saja terjadi jika kamu terus mengkwahatirkan
pasangan, disisi lain pasangan juga dapat terganggu dan berdampak pada kualitas
pekerjaannya.
Lebih bijak jika kita mencoba memahami kondisi pasangan, kemudian
melakukan negosiasi dan mencoba memberikan toleransi, apapaun hasilnya nanti,
ketika kesepakatan sudah dibuat maka tidak ada alasan lagi untuk terus khawatir
berlebihan.
Ketiga permasalah diatas merupakan kondisi tersering yang
menyebabkan permasalahan dalam hubungan dan menjadikannya tidak sehat. Cobalah untuk
menghindari kebiasaan tersebut dan buatlah komitmen untuk saling percaya dengan
pasangan.
Semoga kita semua mendapatkan pasangan terbaik!