Perilaku yang harus dikendalikan ketika sudah berpasangan - Motivateasy

Perilaku yang harus dikendalikan ketika sudah berpasangan


Ketika proses pendekatan dalam hubungan, logika kita akan mentoleransi sangat jauh terhadap berbagai kondisi fakta yang berhubungan dengan calon pasangan.

Pepatah yang mengatakan “cinta itu buta” pun rasanya pantas disematkan, karena beberapa toleransi yang dilakukan bahkan terlalu “tidak wajar”. Namun hal tersebut umum dan normal dialami oleh seseorang, dan akan sangat sulit untuk memberikan pandangan nyata kepada mereka saat dalam kondisi tersebut.

Tapi pada saat menjalani kebersamaan dalam waktu lama, efek tersebut akan pudar dan kemampuan nalar seseorang akan kembali. Saat itu lah banyak terjadi pertentangan dan konflik antara kedua pihak, yang lambat laun menentukan keberlangsungan hubungan kedepannya.

Ada beberapa kebiasaan yang seharusnya sudah dihilangkan ketika memutuskan untuk bersama dalam waktu lama. Meski mungkin merubah sebagian kebiasaan, namun hal tersebut diperlukan untuk kesehatan mental dan psikologis dalam berpasangan.

Menakuti dan mengancam  

Kebiasaan yang sering muncul saat pendekatan ini memang terdengan manis pada awalnya, misal ketika mengancam untuk segera pulang kerumah dan menelepon, mungkin akan menggemaskan jika hanya sementara waktu. Tapi apa yang terjadi ketika dilanjutkan terus menerus ketika sudah berpasangan?

Tidak ada individu yang menyukai dikekang dan diancam, setidaknya dalam keadaan normal.

Pada perlakuan jangka panjang, kemungkinan besar akan memicu potensi kebohongan, perasaan depresi pada pasangan, dan ketakutan berlebih pada pasangan. Hal tersebut tentunya akan menyebabkan terbentuknya hubungan jangka panjang yang tidak sehat. Mungkin akan lebih baik jika kita dapat menahan diri untuk melakukan hal tersebut kepada pasangan, demi keharmonisan hubungan jangka panjang.

Lagipula, untuk apa mengancam jika kita memiliki hubungan yang saling menguntungkan?

Mempertahankan gengsi

Mungkin ini hal yang paling wajar terjadi ketika proses pendekatan. Satu sama lain memperlihatkan sisi terbaik untuk memikat perhatian, yang selanjutnya tentu saja meningkatkan gengsi diri.

Harus disadari bahwa ketika sudah terjalin suatu hubungan pasangan yang berkomitmen dan legal, mempertahankan gengsi merupakan metode paling ampuh untuk menyakiti pasangan sekaligus diri kita.

Bersiaplah untuk membagikan semua kondisi memalukanmu kepada pasangan, dan hiduplah tanpa kekhawatiran antara kalian berdua. Jika kamu masih ingin merahasiakan sesuatu dari pasangan, maka hal tersebut mungkin akan sangat sulit untuk merahasiakan sesuatu dari seseorang yang hidup bersama kita.

Terlalu cemburu

Masih suka cemburu dengan pasangan? Jika kamu memiliki alasan yang kuat dan logis maka tidak masalah.

Namun terkadang rasa cemburu berlebihan, terutama pada hal yang sudah menjadi kewajiban pasangan dan sudah kamu ketahui dan sepakati sejak awal kenal, akan sangat memberatkan bagi pasangan dan kamu sendiri. Otak kita diciptakan untuk menyelesaikan masalah dengan skala prioritas utama adalah yang terlihat dan terasa, dan tentu saja pasangan sebagai seseorang yang paluing dekat dengan kita, akan menduduki prioritas utama.

Depresi bisa saja terjadi jika kamu terus mengkwahatirkan pasangan, disisi lain pasangan juga dapat terganggu dan berdampak pada kualitas pekerjaannya.

Lebih bijak jika kita mencoba memahami kondisi pasangan, kemudian melakukan negosiasi dan mencoba memberikan toleransi, apapaun hasilnya nanti, ketika kesepakatan sudah dibuat maka tidak ada alasan lagi untuk terus khawatir berlebihan.

Ketiga permasalah diatas merupakan kondisi tersering yang menyebabkan permasalahan dalam hubungan dan menjadikannya tidak sehat. Cobalah untuk menghindari kebiasaan tersebut dan buatlah komitmen untuk saling percaya dengan pasangan.

Semoga kita semua mendapatkan pasangan terbaik!