Seringkali kita menemukan seseorang dengan tingkah laku yang kurang biasa terhadap kita, entah mereka terlalu perduli ataupun seolah mencari-cari urusan dengan kita. Beberapa temanmu mengatakan bahwa orang tersebut menyukaimu, namun tentu saja kamu tidak dapat memastikan dan belum yakin dengan berita tersebut bukan?
Entah kamu memang juga menyukainya atau bukan, hal berikut dapat dijadikan referensi untuk mengetahui apakah seseorang tersebut jatuh cinta kepadamu atau tidak.
Interaksi yang "berlebihan"
Jika seseorang menyukaimu, mereka umumnya akan berusaha untuk terus terkoneksi denganmu. Mereka sebisa mungkin akan mengupayakan berinteraksi denganmu dengan berbagai cara.
Jangan terkejut dengan pesan singkat, chat, tagging dan undangan diberbagai platform media darinya kepadamu yang terjadi tiba-tiba diluar kebiasaan. Mereka sedang berusaha untuk memiliki akses terhadapmu disemua keadaan dan kondisi, dan berusaha selalu siap untuk kamu temukan dengan mudah.
Bahayanya, pada tingkat yang ekstrim mungkin kamu harus mulai berhati-hati. Ketika mereka mulai intensif melakukan "kontak" tanpa persetujuanmu, baik secara fisik / langsung atau melalui jalur non-fisik (misalnya media sosial), lebih baik kamu segera memikirkan cara terbaik untuk menghentikan hal tersebut. Seseorang dengan kondisi jatuh cinta bisa sangat mengerikan.
Support yang tidak disangka
Jenis lain dari orang yang menyukaimu adalah dengan mereka yang membantumu tanpa disangka, ketika kondisi sebenarnya kurang wajar untuk seseorang tersebut membantu dan kamu tidak menyangka untuk mendapatkan bantuan tersebut.
Ada beberapa jenis manusia yang dapat dengan baik menyembunyikan ketertarikannya, namun tidak banyak dari kita yang dapat menyembunyikan keperdulian kepada mereka yang kita sayangi.
Mereka dengan jenis seperti ini akan terus memperhatikanmu dari kejauhan tanpa perlu adanya interaksi balik, namun akan segera bertindak dengan cepat ketika mengetahui kamu berada dalam kesulitan dan memerlukan bantuan. Biasanya mereka dengan tipe seperti ini memiliki ketulusan yang lebih tinggi dan menghargaimu.
Apa yang harus dilakukan?
Yang terpenting dari keadaan ini adalah respon yang kamu berikan. Bagaimanapun pasangan adalah pilihanmu dan keputusan hidupmu adalah hak yang kamu miliki, sehingga entah kamu ingin meneruskan permainan yang terjadi, atau segera mengakhiri dan mengabaikannya, lebih baik jika kamu lakukan dengan segera.
Respon apapun yang akan kamu berikan, hal yang terpenting adalah jangan pernah berfikir untuk mencoba bermain dengan perasaan seseorang. Remember, love is scary sometimes.
Sebagai makhluk hidup, kita mengetahui bahwa akhir dari keberadaan kita adalah kematian. Belum ditemukan keberadaan abadi dalam sejarah manusia yang panjang dan semua individu telah memahami bahwa dirinya dan manusia disekitarnya cepat atau lambat akan mengalami kematian.
Jika demikian faktanya, apa makna dari belasungkawa yang kita ucapkan saat seseorang telah menginggal? Bukankah mereka telah mengetahui, dan sadar atau tidak sadar harus memahami kondisi tersebut?
Belasungkawa bukan untuk mereka yang mati, tetapi untuk mereka yang hidup.
Penguat untuk keluarga
Tidak ada manusia yang pernah siap untuk kehilangan orang yang mereka kasihi. Perasaan kehilangan seseorang untuk selamanya, akan sedikit banyak terbantu oleh simpati yang datang dari belasungkawa.
Bukankah sudah menjadi naluri kita sebagai manusia untuk saling membantu saat terjatuh?
Peringatan untuk lingkungan
Dalam setiap kematian, dibuat suatu penyebab atas kedatangannya. Entah hal tersebut wajar atau tidak wajar, penyebab akan menjadi salah satu pemusat perhatian mereka yang hidup dan menjadi lebih waspada.
Kematian akibat kecelakaan atau bencana akan lebih dirasa nyata bahayanya begitu mereka menyaksikan secara langsung jatuhnya korban. Dari hal ini, manusia diharapkan dapat mengembangkan kemampuan mereka untuk bertahan hidup dari penyebab yang sama.
Pengingat untuk diri sendiri
Setiap orang memiliki alasan tersendiri dalam melakukan apapun, tapi memberikan harapan pada orang lain tetaplah suatu tindakan egoisme.
Dalam suatu hubungan yang memiliki riwayat saling kenal (terutama dengan mantan) akan sering sekali terjadi kecurigaan semacam ini.
Apalagi jika awal terbentuknya hubungan anda berdua adalah teman sharing/curhat, kecurigaan anda akan lebih cepat meningkat dan dapat memiliki dasar kuat.
Dalam hidup ada banyak sekali cara kita menemukan pasangan.
Bukan hal yang baru jika kamu menemukan pasangan yang merupakan mantan dari seseorang yang kamu kenal. Meski secara terang-terangan hal tersebut agak memalukan, tidak jarang pendekatan seperti ini berhasil hingga akhirnya menjadi pasangan yang resmi.
Tetapi pada banyak kasus, perasaan yang ada hanyalah pelarian. Bagaimana cara kita membedakan hal tersebut?
Hal yang paling sulit untuk dibohongi dalam keseriusan hubungan adalah komitmen.
Komitmen nyata membedakan dengan jelas arah hubungan yang sedang dijalani.
Saat seseorang tersebut hanya ingin bermain dan tidak benar-benar serius ingin menjalin hubungan denganmu, mereka akan berusaha untuk menghindari komitmen dan kepastian hubungan lainnya.
Untuk mengetahui hal tersebut dapat dengan mudah kamu amati ketika mereka menghindari keharusan mengambil keputusan yang dapat meningkatkan komitmen dalam hubungan kalian. seperti misalnya :
- Berusaha mencari alasan untuk menghindari acara bersama keluarga anda;
- Tidak memiliki niat dan cenderung menutupi untuk mengenalkan anda pada keluarganya;
- Memiliki banyak alasan untuk tidak terlihat bersama dimuka umum;
- Menghindari pembicaraan yang membahas tentang kemajuan hubungan;
- Dan berbagai keadaan lainnya yang dapat meningkatkan kesempatan bersama kalian lebih jauh.
Apakah anda menemukan (beberapa) tanda tersebut pada pasangan anda?
Walaupun anda menemukan hal tersebut, bukan jaminan bahwa anda dapat bisa segera mengambil keputusan untuk meninggalkannya.
Terdapat banyak cara perasaan untuk memberikan toleransi kepada orang yang disayangi meskipun logika harus dibunuh.
Perasaan sayang sangat sulit diajak bernegosiasi.
Mungkin anda akan meneruskan hubungan tersebut hingga suatu saat yang tidak ditentukan, hingga terjadi sesuatu yang tidak bisa dihindarkan.
Anda harus mengingat bahwa ada banyak orang di dunia yang harus anda bahagiakan selain seseorang yang tidak tentu meberikan balasan kepada anda. Bahagiakanlah merekea, bahagiakanlah dirimu sendiri.
Banyak pertanyaan tentang apakah pasangan dan sahabat harus merupakan orang yang sama?
Jawabannya adalah : TIDAK. TIDAK HARUS.
Namun juga bukan berarti harus tidak sama.
Jika pada suatu kondisi, ada orang yang menganggap pasangannya
sebagai sahabatnya maka saya tidak akan menolak ataupun menyalahkan. Terdapat toleransi
yang sangat luas apabila kita membicarakan tentang perspektif secara
individual.
Bila kita amati lebih jauh lagi, terdapat perbedaan antara kapasitas
dan kemampuan dari sahabat dan pasangan.
Dimensi bercanda
Sahabat sering kali merupakan seseorang yang terhubung dengan kita
karena kesamaan tingkat humor. Bersama sahabat seringkali kita bersama-sama akan
menemukan suatu kelucuan dari moment dan menikmatinya bersama.
Pada pasangan, tingkat humor seringkali berbeda. Ada kalanya pasangan
tidak merasakan ketertarikan pada suatu materi karena berbeda referensi. Namun toleransi
yang tinggi dapat memperkecil dampak perbedaan tersebut.
Passion dan hobi
Berapa banyak pertemanan yang dimulai dari suatu kelompok yang
terbentuk atas dasar kesamaan hobi dan passion?
Pergaulan yang intens saat bersosialisasi dan bekerjasama dalam
kelompok akan mempererat kedekatan antar anggota sehingga sangat sering timbul
perasaan persahabatan yang kuat.
Sedangkan pasangan merupakan perwujudan dari sisi romantisme dan
kebutuhan biologis. Mungkin banyak diantara kita yang memiliki hobi atau pun
passion yang jauh berbeda dari pasangan, hal ini membuktaikan bahwa kesamaan
hobi dan passion bukanlah hal yang mutlak dimiliki pasangan.
Level dan jenis rahasia
Jika anda ingin membicarakan tentang seseorang dan meminta
pendapat, tentunya anda akan menemui seseorang yang anda kenal, percayai dan diasumsikan
dapat memberikan saran.
Jika yang anda membicarakan tentang permasalahan bisnis dan usaha
anda, mungkin sahabat akan lebih banyak membantu dalam mendapatkan solusi. Mereka
merupakan tempat yang sesuai untuk memberikan pertimbangan secara logis dan
membutuhkan perspektif yang luas.
Jika yang anda bicarakan adalah tentang pribadi dan perasaan, maka
pasangan adalah orang yang paling tepat. Pasangan pada umumnya adalah orang
yang akan setia mendukungmu apapun keluhanmu, benar atau melenceng.
Apakah sahabat dapat berlawanan jenis?
Pertanyaan selanjutnya adalah, apakah memungkinkan sahabat adalah seorang
yang berlawanan jenis?
Bagi saya pribadi, sangat sulit menahan insting sebagai lawan
jenis. Ketertarikan kepada lawan jenis yang paling membuat kita merasa safety
sangat mungkin berkembang menjadi perasaan lain yang tanpa kita sadari akan
menimbulkan ketergantungan, dan tentunya, permasalahan kompetisi dengan
pasangan kita sendiri.
"Tanpa sadar kita akan melakukan komparasi ketika terdapat dua variabel
yang mirip."
Seorang sahabat dekat menurut saya tidak harus berasal dari luar
keluarga, namun dapat berasal dari keluarga sendiri. Disamping mengenal kita
dari kecil, potensi kemungkinan untuk berbuat buruk kepada kita pun menjadi sangat
kecil.
Ketika awal hubungan umumnya perasaan “insecure” atau tidak aman tentang hubungan mungkin seringkali terjadi, terutama pada pasangan yang memiliki suatu kesenjangan yang cukup jauh. Ketakutan akan dikhianati sepihak atau ditinggalkan oleh pasangan merupakan faktor terbesar penyebab kekhawatiran tersebut.
Hal tersebut secara psikologis sangat wajar, namun normalnya
durasi terjadinya hanya pada awal hubungan dan semakin berkurang bahkan
menghilang seiring semakin banyak komitmen pasangan yang terbukti dan menambah
keyakinan satu sama lain.
Akan tetapi, bagaimana jika perilaku tersebut terus berlanjut,
bahkan cenderung semakin parah?
Emosi yang tidak stabil
Kemampuan seseorang untuk mengendalikan diri dapat berbeda satu
sama lain, dan kecenderungan tersebut diperngaruhi banyak hal. Seseorang yang
sering menuntut banyak kemungkinan merupakan seorang perfeksionis yang sulit
menerima kekurangan dan berusaha memastikan semua sesuai dengan ekspektasinya.
Perlu banyak effort dalam melakukan segala sesuatu secara
sempurna, bahkan perspektif sempurna mungkin saja sangat berbeda antar tiap
orang.
Ketika menemukan pasangan dengan perilaku emosi yang tidak stabil,
tugas kita adalah menentukan, apakah kita sanggup bersabar untuk menerima dampaknya
(mungkin selamanya), atau mencoba melakukan sesuatu yang dapat mengingatkannya
bahwa definisi hubungan tidak sesempit kesempurnaan dari satu perspektif.
Perilaku pelecehan
Beberapa pasangan melakukan pembatasan waktu berteman, jumlah
relasi yang boleh ditemui, bahkan meminta melakukan izin terlebih dahulu untuk
melakukan sesuatu. Jika tanpa alasan yang jelas dan logis, apakah itu wajar?
Tidak sama sekali.
Jika hal tersebut terjadi dalam suatu hubungan, maka percayalah
bahwa anda sedang berada dalam siklus pelecehan secara moral.
Mengatasnamakan perilaku tersebut sebagai kasih sayang merupakan
kesalahan besar dan pembenaran atas pelecehan paling hebat, yang memperdaya
banyak pasangan untuk terlibat dalam hubungan yang tidak sehat.
Bukti ketidakpercayaan
Keinginan untuk meyakini pasangan secara berlebihan, ketakutan
kehilangan secara tidak wajar dan perlakuan pembatasan tanpa alasan merupakan
indikasi yang kuat dari ketidakpercayaan seorang pasangan.
"Ada banyak jenis ketakutan dalam hidup kita terhadap pasangan. Pengkhianatan dan kebohongan dalam suatu hubungan tidak hanya akan mengganggu kita secara fisik, tapi juga mental."
Perilaku berlebihan dalam menyikapi hubungan tidak akan membawa
kita kemana pun, kecuali menuju ketakutan dan keraguan yang lebih besar dan
mendalam. Ketika perasaan tersebut muncul, berusahalah untuk mengurangi dengan
melakukan introspeksi dan berbagi pemikiran dengan orang lain.
"Sangat melelahkan untuk meyakinkan atau membuktikan kepada seseorang bahwa kita tidak melakukan sesuatu yang memang tidak kita lakukan."
Tidak harus seluruh masalah selalu selesai pada waktu yang kita
inginkan. Terkadang beberapa masalah hanya akan terjawab oleh berlalunya waktu.
Jika ternyata kamu terperangkap ilusi kasih sayang dari orang yang
overprotektif, ingatlah bahwa diluar sana masih banyak orang yang juga
menyayangi dan bersedia menjagamu dengan cara yang lebih pantas.
apakah mereka "teman" yang dapat kamu percaya? |
Manusia adalah makhluk sosial yang pastinya tidak dapat hidup tanpa adanya relasi dan kerabat. Jenis sosialisasi yang paling mendasar adalah teman, namun harus diwaspadai jenis pertemanan yang malah dapat memperburuk karakteristik dan kehidupan kita.
Jenis pertemanan yang merusak kehidupan dan karakter seseorang seringkali
disebut sebagai toxic relationship. Coba perhatikan kembali, apakah daftar
berikut merupakan jenis teman yang kamu miliki?
Meruntuhkan kepercayaan diri
Ketika suatu ketika kamu memiliki keraguan atas suatu hal yang
seharusnya kamu lakukan, teman yang toksik akan mencoba untuk menjatuhkan dan
meremehkanmu.
Teman yang buruk tidak menyukai terjadi perkembangan pada orang
lain, mereka akan mengutamakan kemajuan mereka dan berusaha memperlambat kemajuan
orang lain.
Hubungan terisolasi
Meskipun terkesan eksklusif untuk berkumpul dengan grup tertentu,
ketika grup tersebut melarang kita untuk berinteraksi dengan kelompok lain
tanpa alasan yang jelas, maka hal tersebut merupakan tanda ketidaksehatan.
Menerima berbagai jenis opini dan karakter kelompok lain juga merupakan suatu
jenis sosialisasi yang membangun.
Padahal, dengan memperluas pertemanan kita akan menemukan lebih
banyak perspektif baru dan informasi yang lebih luas. Jika kelompok mu memang
terbaik, seharusnya bergaul dengan kelompok lain tidak akan menjadi masalah.
Mempermalukan didepan umum
Ada batasan yang sama-sama diketahui oleh tiap orang dalam suatu
kelompok. Apabila temanmu sudah bercanda sampai dengan membuatmu dipermalukan
hanya untuk sebagai lelucon, ada baiknya kamu untuk waspada.
Pertemanan yang baik memiliki empati yang sesuai dengan kondisi
lingkungan tersebut dan akan berusaha untuk meminimalisir terjadinya
kesalahpahaman serta menjaga harga diri.
Tidak berusaha membantu ketika terdesak
Ada kalanya kita merasa jatuh dan perlu bantuan. Saat dalam posisi
terpuruk kita akan melihat sifat sesungguhnya dari seseorang. Mereka yang hanya
berpura-pura perduli selama ini akan menghindari untuk membantumu jika tidak
terdapat keuntungan apapun.
Teman sejati akan selalu berusaha membantu dengan segala
kemampuannya ketika dia tahu temannya sedang dalam kesulitan.
Berkompetisi dengan cara tidak sehat
Meskipun peristiwa tersebut bukan terjadi pada saat berkompetisi
dengan kita, jenis perilaku seperti ini merupakan suatu sifat yang sangat
berbahaya. Bisa jadi suatu saat, justru
kamulah yang menjadi sasaran.
Mereka yang menggunakan cara tidak sehat dalam kompetisi tidak
menghormati orang lain dan hanya mementingkan hasil akhir. Tidak menutup
kemungkinan suatu hari mereka akan menyakitimu secara sengaja dengan cera tak
terduga apabila mereka merasa perlu.
Mengancam ketika emosi
Sangat berbahaya untuk menjadi teman seseorang yang memiliki jiwa
terganggu. Salah satu ciri gangguan tersebut adalah kebiasan mengancam untuk
mengancam.
Ketika menjalin pertemanan, hal penting yang harus dijaga adalah
perasaan saling menghargai dan menghormati. Jika temanmu sudah mulai mengancam,
hal tersebut menunjukkan bahwa dia telah kehilangan rasa hormat dan tidak
menghargai keberadaanmu.
Sebagian besar pencapaian kita ditentukan oleh lingkungan kita,
terutama jenis teman yang berada disekitar dan secara bawah sadar mempengaruhi kepribadian
kita.
"Kita boleh bergaul dengan siapa saja selama hal tersebut tidak melanggar peraturan ataupun merugikan, namun untuk menjadikannya sebagai daftar teman utama yang berpotensi besar mempengaruhi kepribadian kita, itu adalah pilihan."
Tanpa sengaja, banyak orang yang tanpa sengaja membebani pasangannya
dengan permasalahan mereka. Sekali lagi, tanpa sengaja.
Mungkin saja kita merupakan individu yang memiliki keterbukaan dan
toleransi yang tinggi dalam menyikapi segala permasalahan, dan kebiasaan untuk
menceritakan permasalahan-permasalahan kecil dan sepele dalam hidup kita pikir
merupakan cara berinteraksi yang wajar dan tidak mengganggu.
Jika kita masih berpikir demikian mungkin kutipan berikut dapat
membantu menyadarkan tentang hubungan persepsi dengan masalaha.
“Apa yang sederhana dalam pikiranmu, adalah hasil resolusi dari pemikiranmu. Bukan orang lain.”
Benar, seringkali kita menceritakan kekesalan atau masalah yang sebenarnua
sepele bagi kita kepada pasangan dengan asumsi bahwa pasangan akan berpikir
sama dengan pemikiran kita. Tanpa penyaringan. Tanpa peringatan.
Perspektif dan respon individual
Bukankah kita sudah mengetahui bahwa setiap individu memiliki cara
berfikir dan menyelesaikan masalah yang berbeda? Baik secara perspektif maupun
respon, dalam hal sesederhana apapun akan terdapat perbedaan. Walaupun tanpa
sengaja, prinsip-prinsip dalam hidup seseorang akan secara otomatis mengambil
alih beberapa permasalahan menggunakan metode penyelesaian yang paling efektif
berdasarkan pada pengalamannya.
Sebagai contoh kecil, apa yang anda lakukan ketika lampu merah (traffic
light) sedang menyala dan tidak terdapat banyak orang disekitar? Umumnya,
mungkin beberapa dari kita akan melanggar lampu merah tersebut apabila memang
memungkinkan.
Jika kita mengambil prinsip utama dari lampu merah yang berfungsi
untuk mengamankan pengguna jalan dari terjadinya kecelakaan, tentu saja melanggar
lampu merah tanpa menimbulkan kecelakaan atau kerugian tersebut tidak melanggar
prinsip. Namun ada beberapa orang yang mengambil prinsip lain, yaitu hukum
harus ditegakkan. Maka dari persperktif mereka tindakan yang dilakukan diatas
merupakan pelanggaran terhadap hukum, walaupun tidak terjadi kerugian.
Masalahnya adalah, kita tidak selalu mengetahui perspektif mana
yang digunakan oleh pasangan kita dalam memberikan respon suatu masalah yang
kita bagikan.
Menceritakan tanpa menjelaskan
Coba diingat kembali berapa banyak kamu menceritakan kekesalanmu pada
temanmu tentang suatu hal, atau betapa menjengkelkannya pimpinanmu saat rapat,
atau dosen yang sangat sulit untuk diajak berkompromi.
Ketika selesai mengeluh, kebanyakan pasangan tidak menjelaskan
kondisi aman mereka dari masalah tersebut, meskipun masalah tersebut pada dasarnya
akan mereka lupakan sesaat kemudian.
Kita terlupa bahwa pasangan akan ikut memikirkan masalah kita. Sesedikit
apapun respon, mereka memikirkan.
Pasangan dengan empati tinggi paling sering menderita akibat
kondisi keluhan yang tidak bermakna seperti ini. Mereka merasakan tekanan dari
dari masalah pribadi, ditambah dengan harus menenangkan pikiran yang ikut
memikirkan keluhan pasangan.
Dengan demikian, sadarkah kita bahwa telah memberikan beban
berlebih kepada pasangan kita?
Mengeluh dengan tujuan
Ketika sudah mengetahui mengenai resiko tersebut, mungkin mulai
saat ini sebaiknya kita secara perlahan mulai melakukan penyaringan terhadap jenis
dan jumlah permasalahan yang kita ungkapkan kepada pasangan.
Prinsip mengeluh kepada pasangan adalah adanya tujuan dari keluhan
tersebut, jika memang hanya suatu permasalahan yang tidak butuh solusi,
beritahukanlah padanya untuk tidak memikirkan hal tersebut.
Kurangilah keluhanmu pada pasangan. Semakin banyak kita mengeluh, tidak
hanya buruk bagi kesehatan mental kita tapi juga berdampak kepada pasangan.
Tidak ada yang sempurna di dunia ini, tugas kita bersama pasangan
adalah menemukan tujuan bersama yang dapat memberikan kontribusi dalam
kehidupan bermasyarakat. Permasalahan yang mungkin akan selalu timbul dalam
menjalani hidup merupakan bukti bahwa kita terus memperluas kemampuan kita.
Pada awal hidup bersama, mungkin semua akan menyenangkan dan hidup
terasa berbeda. Semangat yang membara dalam menjalani hari-hari baru membuat
gairah hidupmu meningkat.
Hal tersebut terjadi akibat pengaruh suatu sinyal diotak yang aktif
ketika kita mengalami sesuatu sensasi yang baru. Namun kemampuan tubuh kita
yang memiliki keterbatasan menyebabkan fungsi tersebut lambat laun akan
menghilang.
Contoh tersebut dapat kita lihat pada saat kita pertama kali
bekerja, berapa banyak yang mengaku bahwa waktu tidak terasa berlalu ketika
mereka pertama bekerja? Hal tersebut merupakan indikasi peningkatan fokus dan
gairah terhadap pekerjaan yang sedang dilakukan.
Semakin lama, pekerjaan harian yang rutin dilakukan akan menjadi
sangat menjemukan, kita menjadi malas melakukan pekerjaan kita yang bahkan
sebenarnya tidak memerlukan banyak tenaga untuk dilakukan dengan keahlian kita
yang meningkat.
Bagaimana dengan pasangan?
Pada prinsipnya, semua yang menjadi rutinitas akan memiliki potensi menjadi membosankan.
Jika tidak diantisipasi dari awal, kebosanan terhadap pasangan
yang setiap hari bertemu dan melakukan hal yang serupa akan berdampak pada keharmonisan
hubungan. Kebosanan memang manusiawi, namun bosan kepada pasangan dan
menyepelekannya hanya membuktikan bahwa kita bukanlah pasangan yang baik.
Cara berikut mungkin dapat dijadikan acuan dalam mencegah terjadinya
kebosanan dalam hubungan.
Buat tujuan baru
Luangkan waktu sejenak dengan pasanganmu dan ajak dia untuk saling
mengungkapkan keinginannya dimasa depan. Seringkali kita terlupa mengenai
banyaknya tujuan bersama yang ingin kita lakukan, dan terjebak pada asumsi kita
sendiri mengenai pandangan pasangan.
Lakukan pencatatan mengenai ide seaneh apapun yang muncul,
kemudian sepakati beberapa alternatif target yang ingin dicapai beserta tenggat
waktunya. Jika ingin lebih menantang, dapat ditambahkan mengenai penalti
hukuman jika target tersebut tidak tercapai tepat waktu.
Contoh sederhana adalah merencakan untuk berlibur, atau melakukan
aktivitas sosial bersama. Bayangkan betapa menyenangkannya hal tersebut
dilakukan bersama-sama lagi setelah sekian lama.
Hal sesederhana ide, yang tercetus dan menjadi suatu pernyataan
memiliki dampak manfaat yang lebih besar dibanding jutaan imajinasi yang hanya
ada dalam pikiran.
Rencanakan strategi bersama
Langkah berikutnya adalah merencakan strategi dalam mencapai target yang ingin dicapai.
Tuliskan dengan detail apapun yang terlintas dalam pikiran
kalian mengenai cara untuk mencapai tujuan tersebut, kemudian pilihlah poin
utama yang harus dilakukan segera dalam kegiatan harian untuk mencapai target.
Pada tahap ini, fokus kalian dalam menjalani kegiatan sehari-hari
bukan lagi tertuju pada pola rutinitas yang monoton, tapi pada seberapa baik
dan cepat kalian menyelesaikan agar target tercapai.
Selamat, kalian sudah terbebas dari kejenuhan akibat hanya
memiliki target untu menyelesaikan rutinitas.
Evaluasi hasil rencana
Tahap terakhir ini merupakan bonus yang sangat manis, jadwalkan
rutin untuk evaluasi bersama pasangan untuk melihat seberapa jauh progress yang
telah kalian tempuh. Usahakan untuk memberikan pujian kepada apapun usaha dan
hasil yang telah dicapai oleh masing-masing, dan tetap saling memotivasi.
Ketika melakukan evaluasi dan ternyata kalian berhasil mencapai
target, maka rayakanlah dengan cara unik yang kalian sepakati. kalaupunbelum
berhasil, saatnya untuk mendapatkan hukuman bersama – dengan cara yang tidak
kalah menyenangkan tentunya.
Dan tanpa kalian sadari, pada tahap tersebut hubungan kalian tidak
lagi terjebak dalam rutinitas yang membosankan. Bahkan mungkin, frekuensi
komunikasi yang meningkat dan bervariasi akan menambah lekat hubungan kalian.
Pada satu titik mungkin saja setiap orang kembali merasa jenuh
atau bosan akibat perasaan yang memburuk, tapi ketika kita mengingat pasangan
dan komitmen kita, percayalah bahwa yang kita lakukan adalah hanya bertahan perasaan
buruk tersebut berganti.
Apakah ketentraman dalam kebersamaan hubungan akan selalu pertanda
baik?
Ketika telah hidup bersama bersama pasangan pilihan, selain memiliki
semangat dan fokus untuk tujuan bersama, hal yang paling penting dipertahankan
dalam hubungan adalah konsistensi untuk tetap bertahan.
Sudah terlalu sering kita dengan cerita tentang hubungan yang
diperjuangkan dan dipertahankan dengan susah payah agar dapat hidup bersama,
namun pada saat hubungan tersebut telah diterima dan diakui, terjadi perpisahan
yang dahulunya sangat dihindari ketika masih berjuang bersama.
Penyebab dari perpisahan tersebut bisa jadi adalah keadaan tidak
konsisten dalam menjalani hubungan. Sudah menjadi kodrat manusia memang, bahwa
ketika terdapat suatu masalah akan berusaha fokus dan memikirkan solusi,
sedangkan begitu masalah tersebut sudah terlewat, terlupalah semua fokus
tersebut.
Beberapa hal berikut merupakan hal yang memang baik jika tidak
dilakukan, namun jika kita memahami lebih jauh mengenai prinsip dasar dari
kehidupan yang memang pada dasarnya adalah kumpulan dari perjalanan menemukan
dan memecahkan masalah, seharusnya masalah tersebut dinikmati dan diperlakukan
dengan semestinya.
Bertengkar dengan pasangan
Jika kamu belum pernah bertengkar dengan pasanganmu hingga saat
ini, maka mungkin terdapat dua kemungkinan : pertama, hubungan kalian masih
baru sekali, sehingga rasa gengsi dan canggung masih mendominasi; kedua, jika
hubungan kalian sudah berjalan lama, maka berarti hubungan kalian dalam keadaan
tidak baik-baik saja.
Apakah tidak mungkin tidak ada pertengkaran dalam hubungan? bukankah
jika tidak terjadi pertengkaran menunjukkan bahwa perasaan mereka sangat kuat?
Saya tidak ingin memaksakan pemikiran saya, namun saya secara
pribadi tidak percaya hal tersebut.
Setiap individu di dunia memiliki karakeristik sendiri, dan ketika mereka sudah bersama, sangat kecil kemungkinan untuk masing-masing menyembunyikan keunikan gaya hidup masing-masing.
Dan pastinya, akan ada beberapa prinsip yang berbeda yang nampak
ketika sudah bersama. Mungkin perbedaan dari setiap pasangan adalah tingkat
toleransi dan respon yang ditunjukkan. Bisa saja seseorang tidak menyukai cara
tertentu, namun toleransi yang sangat besar dapat memaklumi kondisi tersebut.
Bisa jadi.
Sudah sewajarnya saat berpasangan untuk berselisih paham pada
suatu hal, namun harus diingat kembali bahwa masalah tersebut harusnya dapat
dilalui berdua. Banyak ruang kompromi ketika hidup bersama, ego yang terlalu
besar hanya akan menyakiti pasangan tanpa menguntungkan diri sendiri.
Bertengkarlah seperlunya, namun jangan lupakan perasaanmu pada
pasanganmu lebih besar dari masalah tersebut.
Berbohong untuk kebaikan
Tentu saja sudah kita dengar banyak sekali r terjadi masalah keluarga
yang menjadi fatal akibat alasan satu ini. Berbohong untuk kebaikan.
Apakah berbohong untuk kebaikan dilarang?
Saya termasuk orang yang melarang berbohong, namun saya percaya bahwa beberapa kebenaran tidak harus selalu diekspose, dengan berbagai persyaratan ketat tentunya.
Syarat pertama adalah dampak menutupi kebenaran tersebut memiliki
nilai kebaikan besar dibanding jika terbongkar, misalnya dengan menutupi kebenaran mengenai aib
orang lain yang pada dasarnya kita ketahui kebenaran faktanya, akan sangat
bermanfaat bukan?
Syarat kedua adalah dampak menutupi kebenaran tersebut seharusnya tidak
mengganggu atau mengacaukan masa depan, atau kehidupan orang lain. Tentu saja
akan sangat memalukan jika kita menutupi sesuatu yang jelas akan diketahui
dimasa depan, atau memiliki dampak yang merugikan orang lain.
Namun dalam hubungan, usahakanlah sejujurnya kepada pasanganmu.
Jika memang hal tersebut tidak dapat diterima dan mengakibatkan kehilangan
perasaan, setidaknya kamu sudah jujur. Ingatlah kembali bahwa kebersamaan
tersebut merupakan suatu komitmen bersama dari kedua belah pihak, jadi pada
dasarnya kamu memang tidak "memiliki" pasanganmu. Kalian berdua saling memilih,
dan menerima.
Menghindari perbedaan pendapat dan kebiasaan berbohong dengan
pasangan merupakan cikal bakal keretakan rumah tangga yang sangat sering terjadi.
Meski pada beberapa kondisi, melakukan hal tersebut dirasakan dapat mendamaikan
dan menentramkan kondisi hubungan, tapi pada jangka waktu yang lebih lama, hal
tersebut berdampak buruk pada keharmonisan hubungan.
Apakah kamu pernah melihat seseorang membagikan suatu postingan tentang kondisi emosional hubungan mereka di jaringan media sosial mereka?Jika iya, dan asumsikan kamu hanya sedikit mengenal perorangan tersebut, apakah yang kesan yang kamu dapatkan? Ya benar, kamu tidak akan perduli dan ambil pusing, apalagi kamu tidak memiliki kewajiban maupun keterikatan langsung dengan hubungan dan personal orang itu, maka postingan tersebut akan segera terlupakan.
Jika kamu merupakan orang yang gemar melakukan hal tersebut coba fikirkan sekali lagi alasan melakukannya, apakah untuk mengabarkan kepada seseorang? Atau kah menginspirasi ?
Beralasan mengabarkan kepada seseorang
Tidak seperti zaman dahulu dimana mengirimkan kabar harus dilakukan manual dan perorangan, pada zaman informatika saat ini memang sangat mudah untuk memberikan kabar kepada banyak orang secara paralel. Hal yang perlu diambil sisi positifnya adalah kemudahan, namun apakah manfaat tersebut setara resikonya?Kondisi emosional yang kamu sampaikan mungkin akan mengganggu orang lain. Jika postingan tersebut merupakan kebahagiaan kamu bersama pasangan, mungkin hal tersebut bisa menjadi cara orang lain yang tidak menyukai hubungan kalian untuk mengganggu. Jika postingan tersebut merupakan kesedihan, maka bayangkanlah betapa menderitanya orang terdekatmu yang berkurang kebahagiaannya dan turut merasa bersedih ketika membaca berita tersebut.
Jika momentum kebahagiaan tersebut sangat berharga atau mengguncang bagimu, setidaknya berilah filter untuk setiap rang yang dapat mengakses kabar tersebut. Karena mereka, sebagian besar tidak perduli, dan sebagian yang lain menjadikannya sebagai bahan mempergunjingkanmu.
Ingin menginspirasi orang lain
Alasan lainnya adalah ingin menginspirasi orang lain, atau kamu ingin bilang agar orang lain ikut merasa senang/sedih dengan kondisimu? Mungkin kamu hanya ingin pamer, karena tersebut memiliki potensi buruk yang lebih tinggi.Jika hubungan kamu bahagia, maka bagikanlah prosesnya dan bukan hanya hasilnya, sebaliknya pula jika kondisimu sedang bersedih. Jangan biarkan emosi orang lain merasa jatuh oleh tingginya kesuksesanmu, atau mempermalukan diri sendiri dengan memperlihatkan kondisimu yang paling rendah.
Dukungan terhadap sikap narsisme oleh perangkat teknologi yang semakin canggih, diikuti dengan rendahnya tingkat kewaspadaan digital, membuat banyak orang merasa perlu membagikan seluruh momen yang dianggapnya bernilai kepada seluruh orang, tanpa pengecualian.
Saat bahagia, mungkin sebaiknya kita membagikannya hanya pada orang terdekat saja. Karena yang begitu peduli terhadap kebahagiaan kita adalah orang terdekat.
Saat bersedih, usahakan sesedikit mungkin orang yang mengetahuinya. Ceritakan masalahmu hanya pada orang terdekat dan yang paling bisa memberikan solusi. Menceritakan kepada banyak orang untuk mendukungmu tidak terlalu membantu, karena pada dasarnya diri kita lah yang perlu dibantu untuk bangkit.
Saya tidak berharap kita mendapatkan kesulitan akibat perilaku sembarangan kita dimedia sosial, oleh karena itu (mungkin) cara terbaik adalah memberikan privatisasi pada kondisi kita.
Ketika proses pendekatan dalam hubungan, logika kita akan mentoleransi sangat jauh terhadap berbagai kondisi fakta yang berhubungan dengan calon pasangan.
Pepatah yang mengatakan “cinta itu buta” pun rasanya pantas
disematkan, karena beberapa toleransi yang dilakukan bahkan terlalu “tidak wajar”.
Namun hal tersebut umum dan normal dialami oleh seseorang, dan akan sangat
sulit untuk memberikan pandangan nyata kepada mereka saat dalam kondisi tersebut.
Tapi pada saat menjalani kebersamaan dalam waktu lama, efek tersebut
akan pudar dan kemampuan nalar seseorang akan kembali. Saat itu lah banyak
terjadi pertentangan dan konflik antara kedua pihak, yang lambat laun
menentukan keberlangsungan hubungan kedepannya.
Ada beberapa kebiasaan yang seharusnya sudah dihilangkan ketika
memutuskan untuk bersama dalam waktu lama. Meski mungkin merubah sebagian
kebiasaan, namun hal tersebut diperlukan untuk kesehatan mental dan psikologis dalam
berpasangan.
Menakuti dan mengancam
Kebiasaan yang sering muncul saat pendekatan ini memang terdengan
manis pada awalnya, misal ketika mengancam untuk segera pulang kerumah dan menelepon,
mungkin akan menggemaskan jika hanya sementara waktu. Tapi apa yang terjadi
ketika dilanjutkan terus menerus ketika sudah berpasangan?
Tidak ada individu yang menyukai dikekang dan diancam, setidaknya
dalam keadaan normal.
Pada perlakuan jangka panjang, kemungkinan besar akan memicu
potensi kebohongan, perasaan depresi pada pasangan, dan ketakutan berlebih pada
pasangan. Hal tersebut tentunya akan menyebabkan terbentuknya hubungan jangka
panjang yang tidak sehat. Mungkin akan lebih baik jika kita dapat menahan diri untuk
melakukan hal tersebut kepada pasangan, demi keharmonisan hubungan jangka
panjang.
Lagipula, untuk apa mengancam jika kita memiliki hubungan yang
saling menguntungkan?
Mempertahankan gengsi
Mungkin ini hal yang paling wajar terjadi ketika proses
pendekatan. Satu sama lain memperlihatkan sisi terbaik untuk memikat perhatian,
yang selanjutnya tentu saja meningkatkan gengsi diri.
Harus disadari bahwa ketika sudah terjalin suatu hubungan pasangan
yang berkomitmen dan legal, mempertahankan gengsi merupakan metode paling ampuh
untuk menyakiti pasangan sekaligus diri kita.
Bersiaplah untuk membagikan semua kondisi memalukanmu kepada
pasangan, dan hiduplah tanpa kekhawatiran antara kalian berdua. Jika kamu masih
ingin merahasiakan sesuatu dari pasangan, maka hal tersebut mungkin akan sangat
sulit untuk merahasiakan sesuatu dari seseorang yang hidup bersama kita.
Terlalu cemburu
Masih suka cemburu dengan pasangan? Jika kamu memiliki alasan yang
kuat dan logis maka tidak masalah.
Namun terkadang rasa cemburu berlebihan, terutama pada hal yang
sudah menjadi kewajiban pasangan dan sudah kamu ketahui dan sepakati sejak awal
kenal, akan sangat memberatkan bagi pasangan dan kamu sendiri. Otak kita diciptakan
untuk menyelesaikan masalah dengan skala prioritas utama adalah yang terlihat
dan terasa, dan tentu saja pasangan sebagai seseorang yang paluing dekat dengan
kita, akan menduduki prioritas utama.
Depresi bisa saja terjadi jika kamu terus mengkwahatirkan
pasangan, disisi lain pasangan juga dapat terganggu dan berdampak pada kualitas
pekerjaannya.
Lebih bijak jika kita mencoba memahami kondisi pasangan, kemudian
melakukan negosiasi dan mencoba memberikan toleransi, apapaun hasilnya nanti,
ketika kesepakatan sudah dibuat maka tidak ada alasan lagi untuk terus khawatir
berlebihan.
Ketiga permasalah diatas merupakan kondisi tersering yang
menyebabkan permasalahan dalam hubungan dan menjadikannya tidak sehat. Cobalah untuk
menghindari kebiasaan tersebut dan buatlah komitmen untuk saling percaya dengan
pasangan.
Semoga kita semua mendapatkan pasangan terbaik!
Dalam suatu hubungan berpasangan, sudah dapat dipastikan bahwa kegiatan seksual antar pasangan merupakan salah satu kewajiban dan kebutuhan bagi kedua belah pihak, setidaknya secara pada pasangan umum dan normal. Bagi kamu yang masih menghindari bersentuhan dengan materi seksual ketika sudah resmi berpasangan, percayalah bahwa hal tersebut kurang wajar.
Sebelumnya melanjutkan, pastikan kamu yang membaca ini sudah memiliki
pasangan yang legal, atau setidaknya sudah memiliki kematangan dalam berfikir.
Jika kamu berfikir bahwa tulisan ini akan “nakal”, maka sebaiknya kamu berhenti
berharap dan segera berpindah halaman.
Saya tidak akan mengajari anda untuk mahir dalam bermain-main
dengan gairah seks anda, saya mempercayai bahwa setiap individu memiliki
referensi dan cara pandang yang tidak sama terhadapat definisi seks – bahkan sesama
saudara kembar. Untuk melihat lebih jauh tentang pandangan kita terhadap pentingnya
seksual dalam hubungan, dapat mempertimbangkan hal berikut.
Kebutuhan Biologis
Ya, tentunya kita sudah mengetahui bahwa secara gengetik kita
sudah dirancang untuk mempertahankan populasi dengan cara melahirkan keturunan.
Dari begitu banyak mamalia dimuka bumi yang mempertahankan populasi dengan
keturunan, manusia salah satu spesies yang diberi nilai tambah berupa “kesenangan”
saat melakukan hubungan biologis.
Dari fakta tersebut perlu disadari bahwa selain mendapat suatu “kesenangan”,
kegiatan seksual merupakan kebutuhan manusia dalam mempertahankan populasi.
Keturunan juga akan membantu manusia dalam meneruskan tugas progress
perkembangan yang sudah dicapai generasi sebelumnya. Kalaupun kamu belum
memiliki alasan untuk menikmati seks, alasan pemenuhan hak jasmani serta alasan
kebaikan umat manusia dimasa depat perlu dipertimbangkan, bukan?
Emosional
Banyak pepatah mengatakan bahwa karakter seseorang adalah
perwujudan dari pemikiranya. Faktanya, pemikiran kita sangat dipengaruhi oleh
keberadaan hormon dan enzim, yang secara otomatis diproduksi atau eliminasi
berdasarkan suatu kondisi pemicu.
Selain makanan dan obat yang kita konsumsi, kegiatan fisik merupakan
pemicu dari sekian banyak hormon tubuh, termasuk seks.
Ketika melakukan kegiatan seks, jenis hormon yang keluar merupakan
hormon yang sebagian besar membantu proses metabolisme pada tubuh yang membuat
tubuh menjadi lebih sehat., serta secara emosional akan menghilangkan
tekanan/depresi yang dialami akibat stress.
Kepercayaan
Jika kamu masih memiliki keraguan tentang manfaat seks dalam
hubungan dan mengira hal tersebut hanya berhubungan dengan kondisi-kondisi
fisik, mungkin alasan kepercayaan adalah yang paling tepat.
Jika kalian tidak memiliki alasan khusus, mempercayai pasangan
untuk melakukan kewajiban dan kebutuhannya merupakan bentuk ketulusan yang
paling mendasar.
Kepercayaan bahwa apa yang diinginkan oleh pasangan adalah kebaikan,
bukan keburukan, dapat memberikan ketentraman hati dan fikiran dalam hubungan,
termasuk dalam gairah seksual. Dalam mencapai ketentraman tersebut setidaknya
kalian harus jujur pada pasangan, juga berbesar hati untuk menerima beberapa kenyataan
diluar harapan.
Terakhir, saya ingin mengingatkan lagi bahwa semua “nilai” dan “parameter”
dalam hubungan seksual ditentukan dan disepakati oleh kedua belah pihak. Memang
harus diakui terkadang terdapat perasaan ketidak adilan atau tidak seimbang
disatu sisi, tapi pada saat terjadi toleransi dan negosiasi tersebutlah terjadi
komitmen dan interaksi yang memperkuat hubungan.
Ada kalanya kita bertanya, apakah eksistensi kita sebagai pasangan
sudah cukup memberikan kontribusi kepada kenyamanan pasangan kita?
Pertanyaan itu sangat sering muncul ketika kita melihat pasangan
kita mengalami suatu masalah, sebagai seseorang yang bertanggungjawab sudah
sepantasnya kita menawarkan bantuan untuk mengurangi beban yang sedang dihadapi
pasangan. Tapi apakah kita benar-benar perlu membantu?
Untuk sebagian besar masalah yang serius, jawabannya adalah iya. Namun
pada beberapa jenis masalah, mungkin jawaban paling tepat adalah tidak perlu.
Dalam jenis masalah yang dampaknya
melibatkan masa depan bersama atau keluarga, maupun yang berkaitan, kita sangat perlu membantu dengan
segala kemampuan kita. Contoh kasus seperti ini misalnya permasalahan dalam menentukan
jenis pekerjaan atau jabatan, atau permasalahan anak, dimana dampak dari keputusan
ini akan lebih baik jika kita ikut terlibat.
Namun jika masalah yang terjadi merupakan masalah pribadi dan
tidak berdampak pada kehidupan bersama, sebaiknya hindari untuk segera membantunya.
Mengapa?
Pada dasarnya hidup akan selalu beriringan dengan masalah. Ketika
kita selalu hadir sebagai penyelesaian dalam setiap hambatan yang dialaminya
maka hal tersebut memang memudahkan hidupnya, tapi menyulitkan perkembanganya.
Insting manusia diciptakan untuk bertahan dari setiap masalah, dan
dengan cepat akan mencoba mencari seluruh kemungkinan penyelesaian, termasuk
bantuan orang lain.
Sebagai analogi, lihatlah perkembangan anak dalam proses belajar
sekolah. Ketika kita (terus) membantunya dalam mengerjakan seluruh soal, apakah
hal tersebut akan meningkatkan kemampuan nalar anak lebih baik? Tentu saja
tidak.
Ingat, sudah pembawaan manusia untuk melakukannya semudah mungkin.
Sebagai pasangan yang baik, tentunya kita ingin membuat
kemandirian dan kedewasaan pada pasangan kita. Mencoba percaya bahwa dia mampu
menyelesaikannya sendiri adalah cara yang lebih logis untuk kemampuan
bertahannya.
Ketika dia sanggup menyelesaikan masalah, akan ada bagian dirinya
yang berkembang dan terjadi peningkatan kemandirian. Setiap perubahan dalam
proses belajar mungkin tidak selalu nyaman, namun pada gilirannya akan mempermudah
kehidupan.
Jangan takut bahwa kemandirian pasangan akan menyebabkan kita
tidak diperlukan dan ditinggalkan, jika hubungan kalian memang sehat, maka
seharusnya memberikan ruang berkembang dan kepercayaan tidak akan mengganggu apapun.
Sebagai toleransi, terus berikanlah motivasi dan jadilah teman
diskusi yang nyaman bagi pasangan.
Tentunya kita juga memiliki kesibukan dan prioritas, sehingga tidak
bisa menjamin untuk selamannya berada disisinya bukan?