Motivateasy

Setiap orang memiliki alasan tersendiri dalam melakukan apapun, tapi memberikan harapan pada orang lain tetaplah suatu tindakan egoisme.

Dalam suatu hubungan yang memiliki riwayat saling kenal (terutama dengan mantan) akan sering sekali terjadi kecurigaan semacam ini.

Apalagi jika awal terbentuknya hubungan anda berdua adalah teman sharing/curhat, kecurigaan anda akan lebih cepat meningkat dan dapat memiliki dasar kuat.

Dalam hidup ada banyak sekali cara kita menemukan pasangan.

Bukan hal yang baru jika kamu menemukan pasangan yang merupakan mantan dari seseorang yang kamu kenal. Meski secara terang-terangan hal tersebut agak memalukan, tidak jarang pendekatan seperti ini berhasil hingga akhirnya menjadi pasangan yang resmi.

Tetapi pada banyak kasus, perasaan yang ada hanyalah pelarian. Bagaimana cara kita membedakan hal tersebut?

Hal yang paling sulit untuk dibohongi dalam keseriusan hubungan adalah komitmen.

Komitmen nyata membedakan dengan jelas arah hubungan yang sedang dijalani.

Saat seseorang tersebut hanya ingin bermain dan tidak benar-benar serius ingin menjalin hubungan denganmu, mereka akan berusaha untuk menghindari komitmen dan kepastian hubungan lainnya.

Untuk mengetahui hal tersebut dapat dengan mudah kamu amati ketika mereka menghindari  keharusan mengambil keputusan yang dapat meningkatkan komitmen dalam hubungan kalian. seperti misalnya :

  • Berusaha mencari alasan untuk menghindari acara bersama keluarga anda;
  • Tidak memiliki niat dan cenderung menutupi untuk mengenalkan anda pada keluarganya;
  • Memiliki banyak alasan untuk tidak terlihat bersama dimuka umum;
  • Menghindari pembicaraan yang membahas  tentang kemajuan hubungan;
  • Dan berbagai keadaan lainnya yang dapat meningkatkan kesempatan bersama kalian lebih jauh.

Apakah anda menemukan (beberapa) tanda tersebut pada pasangan anda?

Walaupun anda menemukan hal tersebut, bukan jaminan bahwa anda dapat bisa segera mengambil keputusan untuk meninggalkannya.

Terdapat banyak cara perasaan untuk memberikan toleransi kepada orang yang disayangi meskipun logika harus dibunuh.

Perasaan sayang sangat sulit diajak bernegosiasi.

Mungkin anda akan meneruskan hubungan tersebut hingga suatu saat yang tidak ditentukan, hingga terjadi sesuatu yang tidak bisa dihindarkan.

Anda harus mengingat bahwa ada banyak orang di dunia yang harus anda bahagiakan selain seseorang yang tidak tentu meberikan balasan kepada anda. Bahagiakanlah merekea, bahagiakanlah dirimu sendiri.

 

Banyak pertanyaan tentang apakah pasangan dan sahabat harus merupakan orang yang sama?

Jawabannya adalah : TIDAK. TIDAK HARUS.

Namun juga bukan berarti harus tidak sama.

Jika pada suatu kondisi, ada orang yang menganggap pasangannya sebagai sahabatnya maka saya tidak akan menolak ataupun menyalahkan. Terdapat toleransi yang sangat luas apabila kita membicarakan tentang perspektif secara individual.

Bila kita amati lebih jauh lagi, terdapat perbedaan antara kapasitas dan kemampuan dari sahabat dan pasangan.

Dimensi bercanda

Sahabat sering kali merupakan seseorang yang terhubung dengan kita karena kesamaan tingkat humor. Bersama sahabat seringkali kita bersama-sama akan menemukan suatu kelucuan dari moment dan menikmatinya bersama.

Pada pasangan, tingkat humor seringkali berbeda. Ada kalanya pasangan tidak merasakan ketertarikan pada suatu materi karena berbeda referensi. Namun toleransi yang tinggi dapat memperkecil dampak perbedaan tersebut.

Passion dan hobi

Berapa banyak pertemanan yang dimulai dari suatu kelompok yang terbentuk atas dasar kesamaan hobi dan passion?

Pergaulan yang intens saat bersosialisasi dan bekerjasama dalam kelompok akan mempererat kedekatan antar anggota sehingga sangat sering timbul perasaan persahabatan yang kuat.

Sedangkan pasangan merupakan perwujudan dari sisi romantisme dan kebutuhan biologis. Mungkin banyak diantara kita yang memiliki hobi atau pun passion yang jauh berbeda dari pasangan, hal ini membuktaikan bahwa kesamaan hobi dan passion bukanlah hal yang mutlak dimiliki pasangan.  

Level dan jenis rahasia

Jika anda ingin membicarakan tentang seseorang dan meminta pendapat, tentunya anda akan menemui seseorang yang anda kenal, percayai dan diasumsikan dapat memberikan saran.

Jika yang anda membicarakan tentang permasalahan bisnis dan usaha anda, mungkin sahabat akan lebih banyak membantu dalam mendapatkan solusi. Mereka merupakan tempat yang sesuai untuk memberikan pertimbangan secara logis dan membutuhkan perspektif yang luas.

Jika yang anda bicarakan adalah tentang pribadi dan perasaan, maka pasangan adalah orang yang paling tepat. Pasangan pada umumnya adalah orang yang akan setia mendukungmu apapun keluhanmu, benar atau melenceng.

Apakah sahabat dapat berlawanan jenis?

Pertanyaan selanjutnya adalah, apakah memungkinkan sahabat adalah seorang yang berlawanan jenis?

Bagi saya pribadi, sangat sulit menahan insting sebagai lawan jenis. Ketertarikan kepada lawan jenis yang paling membuat kita merasa safety sangat mungkin berkembang menjadi perasaan lain yang tanpa kita sadari akan menimbulkan ketergantungan, dan tentunya, permasalahan kompetisi dengan pasangan kita sendiri.

"Tanpa sadar kita akan melakukan komparasi ketika terdapat dua variabel yang mirip." 

Seorang sahabat dekat menurut saya tidak harus berasal dari luar keluarga, namun dapat berasal dari keluarga sendiri. Disamping mengenal kita dari kecil, potensi kemungkinan untuk berbuat buruk kepada kita pun menjadi sangat kecil.

Ketika awal hubungan umumnya perasaan “insecure” atau tidak aman tentang hubungan mungkin seringkali terjadi, terutama pada pasangan yang memiliki suatu kesenjangan yang cukup jauh. Ketakutan akan dikhianati sepihak atau ditinggalkan oleh pasangan merupakan faktor terbesar penyebab kekhawatiran tersebut.

Hal tersebut secara psikologis sangat wajar, namun normalnya durasi terjadinya hanya pada awal hubungan dan semakin berkurang bahkan menghilang seiring semakin banyak komitmen pasangan yang terbukti dan menambah keyakinan satu sama lain.

Akan tetapi, bagaimana jika perilaku tersebut terus berlanjut, bahkan cenderung semakin parah?

Emosi yang tidak stabil

Kemampuan seseorang untuk mengendalikan diri dapat berbeda satu sama lain, dan kecenderungan tersebut diperngaruhi banyak hal. Seseorang yang sering menuntut banyak kemungkinan merupakan seorang perfeksionis yang sulit menerima kekurangan dan berusaha memastikan semua sesuai dengan ekspektasinya.

Perlu banyak effort dalam melakukan segala sesuatu secara sempurna, bahkan perspektif sempurna mungkin saja sangat berbeda antar tiap orang.

Ketika menemukan pasangan dengan perilaku emosi yang tidak stabil, tugas kita adalah menentukan, apakah kita sanggup bersabar untuk menerima dampaknya (mungkin selamanya), atau mencoba melakukan sesuatu yang dapat mengingatkannya bahwa definisi hubungan tidak sesempit kesempurnaan dari satu perspektif.

Perilaku pelecehan

Beberapa pasangan melakukan pembatasan waktu berteman, jumlah relasi yang boleh ditemui, bahkan meminta melakukan izin terlebih dahulu untuk melakukan sesuatu. Jika tanpa alasan yang jelas dan logis, apakah itu wajar?

Tidak sama sekali.

Jika hal tersebut terjadi dalam suatu hubungan, maka percayalah bahwa anda sedang berada dalam siklus pelecehan secara moral.

Mengatasnamakan perilaku tersebut sebagai kasih sayang merupakan kesalahan besar dan pembenaran atas pelecehan paling hebat, yang memperdaya banyak pasangan untuk terlibat dalam hubungan yang tidak sehat. 

Bukti ketidakpercayaan

Keinginan untuk meyakini pasangan secara berlebihan, ketakutan kehilangan secara tidak wajar dan perlakuan pembatasan tanpa alasan merupakan indikasi yang kuat dari ketidakpercayaan seorang pasangan.

"Ada banyak jenis ketakutan dalam hidup kita terhadap pasangan. Pengkhianatan dan kebohongan dalam suatu hubungan tidak hanya akan mengganggu kita secara fisik, tapi juga mental."

Perilaku berlebihan dalam menyikapi hubungan tidak akan membawa kita kemana pun, kecuali menuju ketakutan dan keraguan yang lebih besar dan mendalam. Ketika perasaan tersebut muncul, berusahalah untuk mengurangi dengan melakukan introspeksi dan berbagi pemikiran dengan orang lain.

"Sangat melelahkan untuk meyakinkan atau membuktikan kepada seseorang bahwa kita tidak melakukan sesuatu yang memang tidak kita lakukan."

Tidak harus seluruh masalah selalu selesai pada waktu yang kita inginkan. Terkadang beberapa masalah hanya akan terjawab oleh berlalunya waktu.

Jika ternyata kamu terperangkap ilusi kasih sayang dari orang yang overprotektif, ingatlah bahwa diluar sana masih banyak orang yang juga menyayangi dan bersedia menjagamu dengan cara yang lebih pantas.

apakah mereka "teman" yang dapat kamu percaya?

Manusia adalah makhluk sosial yang pastinya tidak dapat hidup tanpa adanya relasi dan kerabat. Jenis sosialisasi yang paling mendasar adalah teman, namun harus diwaspadai jenis pertemanan yang malah dapat memperburuk karakteristik dan kehidupan kita.

Jenis pertemanan yang merusak kehidupan dan karakter seseorang seringkali disebut sebagai toxic relationship. Coba perhatikan kembali, apakah daftar berikut merupakan jenis teman yang kamu miliki?

Meruntuhkan kepercayaan diri

Ketika suatu ketika kamu memiliki keraguan atas suatu hal yang seharusnya kamu lakukan, teman yang toksik akan mencoba untuk menjatuhkan dan meremehkanmu.

Teman yang buruk tidak menyukai terjadi perkembangan pada orang lain, mereka akan mengutamakan kemajuan mereka dan berusaha memperlambat kemajuan orang lain.

Hubungan terisolasi

Meskipun terkesan eksklusif untuk berkumpul dengan grup tertentu, ketika grup tersebut melarang kita untuk berinteraksi dengan kelompok lain tanpa alasan yang jelas, maka hal tersebut merupakan tanda ketidaksehatan. Menerima berbagai jenis opini dan karakter kelompok lain juga merupakan suatu jenis sosialisasi yang membangun.

Padahal, dengan memperluas pertemanan kita akan menemukan lebih banyak perspektif baru dan informasi yang lebih luas. Jika kelompok mu memang terbaik, seharusnya bergaul dengan kelompok lain tidak akan menjadi masalah.

Mempermalukan didepan umum

Ada batasan yang sama-sama diketahui oleh tiap orang dalam suatu kelompok. Apabila temanmu sudah bercanda sampai dengan membuatmu dipermalukan hanya untuk sebagai lelucon, ada baiknya kamu untuk waspada.

Pertemanan yang baik memiliki empati yang sesuai dengan kondisi lingkungan tersebut dan akan berusaha untuk meminimalisir terjadinya kesalahpahaman serta menjaga harga diri.

Tidak berusaha membantu ketika terdesak

Ada kalanya kita merasa jatuh dan perlu bantuan. Saat dalam posisi terpuruk kita akan melihat sifat sesungguhnya dari seseorang. Mereka yang hanya berpura-pura perduli selama ini akan menghindari untuk membantumu jika tidak terdapat keuntungan apapun.

Teman sejati akan selalu berusaha membantu dengan segala kemampuannya ketika dia tahu temannya sedang dalam kesulitan.

Berkompetisi dengan cara tidak sehat

Meskipun peristiwa tersebut bukan terjadi pada saat berkompetisi dengan kita, jenis perilaku seperti ini merupakan suatu sifat yang sangat berbahaya. Bisa jadi suatu saat, justru kamulah yang menjadi sasaran.

Mereka yang menggunakan cara tidak sehat dalam kompetisi tidak menghormati orang lain dan hanya mementingkan hasil akhir. Tidak menutup kemungkinan suatu hari mereka akan menyakitimu secara sengaja dengan cera tak terduga apabila mereka merasa perlu.

Mengancam ketika emosi

Sangat berbahaya untuk menjadi teman seseorang yang memiliki jiwa terganggu. Salah satu ciri gangguan tersebut adalah kebiasan mengancam untuk mengancam.

Ketika menjalin pertemanan, hal penting yang harus dijaga adalah perasaan saling menghargai dan menghormati. Jika temanmu sudah mulai mengancam, hal tersebut menunjukkan bahwa dia telah kehilangan rasa hormat dan tidak menghargai keberadaanmu.

Sebagian besar pencapaian kita ditentukan oleh lingkungan kita, terutama jenis teman yang berada disekitar dan secara bawah sadar mempengaruhi kepribadian kita.

"Kita boleh bergaul dengan siapa saja selama hal tersebut tidak melanggar peraturan ataupun merugikan, namun untuk menjadikannya sebagai daftar teman utama yang berpotensi besar mempengaruhi kepribadian kita, itu adalah pilihan."


 


Tanpa sengaja, banyak orang yang tanpa sengaja membebani pasangannya dengan permasalahan mereka. Sekali lagi, tanpa sengaja.

Mungkin saja kita merupakan individu yang memiliki keterbukaan dan toleransi yang tinggi dalam menyikapi segala permasalahan, dan kebiasaan untuk menceritakan permasalahan-permasalahan kecil dan sepele dalam hidup kita pikir merupakan cara berinteraksi yang wajar dan tidak mengganggu.

Jika kita masih berpikir demikian mungkin kutipan berikut dapat membantu menyadarkan tentang hubungan persepsi dengan masalaha.

“Apa yang sederhana dalam pikiranmu, adalah hasil resolusi dari pemikiranmu. Bukan orang lain.”

Benar, seringkali kita menceritakan kekesalan atau masalah yang sebenarnua sepele bagi kita kepada pasangan dengan asumsi bahwa pasangan akan berpikir sama dengan pemikiran kita. Tanpa penyaringan. Tanpa peringatan.

Perspektif dan respon individual

Bukankah kita sudah mengetahui bahwa setiap individu memiliki cara berfikir dan menyelesaikan masalah yang berbeda? Baik secara perspektif maupun respon, dalam hal sesederhana apapun akan terdapat perbedaan. Walaupun tanpa sengaja, prinsip-prinsip dalam hidup seseorang akan secara otomatis mengambil alih beberapa permasalahan menggunakan metode penyelesaian yang paling efektif berdasarkan pada pengalamannya.

Sebagai contoh kecil, apa yang anda lakukan ketika lampu merah (traffic light) sedang menyala dan tidak terdapat banyak orang disekitar? Umumnya, mungkin beberapa dari kita akan melanggar lampu merah tersebut apabila memang memungkinkan.

Jika kita mengambil prinsip utama dari lampu merah yang berfungsi untuk mengamankan pengguna jalan dari terjadinya kecelakaan, tentu saja melanggar lampu merah tanpa menimbulkan kecelakaan atau kerugian tersebut tidak melanggar prinsip. Namun ada beberapa orang yang mengambil prinsip lain, yaitu hukum harus ditegakkan. Maka dari persperktif mereka tindakan yang dilakukan diatas merupakan pelanggaran terhadap hukum, walaupun tidak terjadi kerugian.

Masalahnya adalah, kita tidak selalu mengetahui perspektif mana yang digunakan oleh pasangan kita dalam memberikan respon suatu masalah yang kita bagikan.

Menceritakan tanpa menjelaskan

Coba diingat kembali berapa banyak kamu menceritakan kekesalanmu pada temanmu tentang suatu hal, atau betapa menjengkelkannya pimpinanmu saat rapat, atau dosen yang sangat sulit untuk diajak berkompromi.

Ketika selesai mengeluh, kebanyakan pasangan tidak menjelaskan kondisi aman mereka dari masalah tersebut, meskipun masalah tersebut pada dasarnya akan mereka lupakan sesaat kemudian.

Kita terlupa bahwa pasangan akan ikut memikirkan masalah kita. Sesedikit apapun respon, mereka memikirkan.

Pasangan dengan empati tinggi paling sering menderita akibat kondisi keluhan yang tidak bermakna seperti ini. Mereka merasakan tekanan dari dari masalah pribadi, ditambah dengan harus menenangkan pikiran yang ikut memikirkan keluhan pasangan.

Dengan demikian, sadarkah kita bahwa telah memberikan beban berlebih kepada pasangan kita?

Mengeluh dengan tujuan

Ketika sudah mengetahui mengenai resiko tersebut, mungkin mulai saat ini sebaiknya kita secara perlahan mulai melakukan penyaringan terhadap jenis dan jumlah permasalahan yang kita ungkapkan kepada pasangan.

Prinsip mengeluh kepada pasangan adalah adanya tujuan dari keluhan tersebut, jika memang hanya suatu permasalahan yang tidak butuh solusi, beritahukanlah padanya untuk tidak memikirkan hal tersebut.

Kurangilah keluhanmu pada pasangan. Semakin banyak kita mengeluh, tidak hanya buruk bagi kesehatan mental kita tapi juga berdampak kepada pasangan.

Tidak ada yang sempurna di dunia ini, tugas kita bersama pasangan adalah menemukan tujuan bersama yang dapat memberikan kontribusi dalam kehidupan bermasyarakat. Permasalahan yang mungkin akan selalu timbul dalam menjalani hidup merupakan bukti bahwa kita terus memperluas kemampuan kita.


 


Rutinitas merupakan cara paling mudah mendapatkan kebosanan.

Pada awal hidup bersama, mungkin semua akan menyenangkan dan hidup terasa berbeda. Semangat yang membara dalam menjalani hari-hari baru membuat gairah hidupmu meningkat.

Hal tersebut terjadi akibat pengaruh suatu sinyal diotak yang aktif ketika kita mengalami sesuatu sensasi yang baru. Namun kemampuan tubuh kita yang memiliki keterbatasan menyebabkan fungsi tersebut lambat laun akan menghilang.

Contoh tersebut dapat kita lihat pada saat kita pertama kali bekerja, berapa banyak yang mengaku bahwa waktu tidak terasa berlalu ketika mereka pertama bekerja? Hal tersebut merupakan indikasi peningkatan fokus dan gairah terhadap pekerjaan yang sedang dilakukan.

Semakin lama, pekerjaan harian yang rutin dilakukan akan menjadi sangat menjemukan, kita menjadi malas melakukan pekerjaan kita yang bahkan sebenarnya tidak memerlukan banyak tenaga untuk dilakukan dengan keahlian kita yang meningkat.

Bagaimana dengan pasangan?

Pada prinsipnya, semua yang menjadi rutinitas akan memiliki potensi menjadi membosankan.

Jika tidak diantisipasi dari awal, kebosanan terhadap pasangan yang setiap hari bertemu dan melakukan hal yang serupa akan berdampak pada keharmonisan hubungan. Kebosanan memang manusiawi, namun bosan kepada pasangan dan menyepelekannya hanya membuktikan bahwa kita bukanlah pasangan yang baik.

Cara berikut mungkin dapat dijadikan acuan dalam mencegah terjadinya kebosanan dalam hubungan.

Buat tujuan baru

Luangkan waktu sejenak dengan pasanganmu dan ajak dia untuk saling mengungkapkan keinginannya dimasa depan. Seringkali kita terlupa mengenai banyaknya tujuan bersama yang ingin kita lakukan, dan terjebak pada asumsi kita sendiri mengenai pandangan pasangan.

Lakukan pencatatan mengenai ide seaneh apapun yang muncul, kemudian sepakati beberapa alternatif target yang ingin dicapai beserta tenggat waktunya. Jika ingin lebih menantang, dapat ditambahkan mengenai penalti hukuman jika target tersebut tidak tercapai tepat waktu.

Contoh sederhana adalah merencakan untuk berlibur, atau melakukan aktivitas sosial bersama. Bayangkan betapa menyenangkannya hal tersebut dilakukan bersama-sama lagi setelah sekian lama.

Hal sesederhana ide, yang tercetus dan menjadi suatu pernyataan memiliki dampak manfaat yang lebih besar dibanding jutaan imajinasi yang hanya ada dalam pikiran.

Rencanakan strategi bersama

Langkah berikutnya adalah merencakan strategi dalam mencapai target yang ingin dicapai. 

Tuliskan dengan detail apapun yang terlintas dalam pikiran kalian mengenai cara untuk mencapai tujuan tersebut, kemudian pilihlah poin utama yang harus dilakukan segera dalam kegiatan harian untuk mencapai target.

Pada tahap ini, fokus kalian dalam menjalani kegiatan sehari-hari bukan lagi tertuju pada pola rutinitas yang monoton, tapi pada seberapa baik dan cepat kalian menyelesaikan agar target tercapai.

Selamat, kalian sudah terbebas dari kejenuhan akibat hanya memiliki target untu menyelesaikan rutinitas.

Evaluasi hasil rencana

Tahap terakhir ini merupakan bonus yang sangat manis, jadwalkan rutin untuk evaluasi bersama pasangan untuk melihat seberapa jauh progress yang telah kalian tempuh. Usahakan untuk memberikan pujian kepada apapun usaha dan hasil yang telah dicapai oleh masing-masing, dan tetap saling memotivasi.

Ketika melakukan evaluasi dan ternyata kalian berhasil mencapai target, maka rayakanlah dengan cara unik yang kalian sepakati. kalaupunbelum berhasil, saatnya untuk mendapatkan hukuman bersama – dengan cara yang tidak kalah menyenangkan tentunya.

Dan tanpa kalian sadari, pada tahap tersebut hubungan kalian tidak lagi terjebak dalam rutinitas yang membosankan. Bahkan mungkin, frekuensi komunikasi yang meningkat dan bervariasi akan menambah lekat hubungan kalian.

Pada satu titik mungkin saja setiap orang kembali merasa jenuh atau bosan akibat perasaan yang memburuk, tapi ketika kita mengingat pasangan dan komitmen kita, percayalah bahwa yang kita lakukan adalah hanya bertahan perasaan buruk tersebut berganti.


Apakah ketentraman dalam kebersamaan hubungan akan selalu pertanda baik?

Ketika telah hidup bersama bersama pasangan pilihan, selain memiliki semangat dan fokus untuk tujuan bersama, hal yang paling penting dipertahankan dalam hubungan adalah konsistensi untuk tetap bertahan.

Sudah terlalu sering kita dengan cerita tentang hubungan yang diperjuangkan dan dipertahankan dengan susah payah agar dapat hidup bersama, namun pada saat hubungan tersebut telah diterima dan diakui, terjadi perpisahan yang dahulunya sangat dihindari ketika masih berjuang bersama.

Penyebab dari perpisahan tersebut bisa jadi adalah keadaan tidak konsisten dalam menjalani hubungan. Sudah menjadi kodrat manusia memang, bahwa ketika terdapat suatu masalah akan berusaha fokus dan memikirkan solusi, sedangkan begitu masalah tersebut sudah terlewat, terlupalah semua fokus tersebut.

Beberapa hal berikut merupakan hal yang memang baik jika tidak dilakukan, namun jika kita memahami lebih jauh mengenai prinsip dasar dari kehidupan yang memang pada dasarnya adalah kumpulan dari perjalanan menemukan dan memecahkan masalah, seharusnya masalah tersebut dinikmati dan diperlakukan dengan semestinya.

Bertengkar dengan pasangan

Jika kamu belum pernah bertengkar dengan pasanganmu hingga saat ini, maka mungkin terdapat dua kemungkinan : pertama, hubungan kalian masih baru sekali, sehingga rasa gengsi dan canggung masih mendominasi; kedua, jika hubungan kalian sudah berjalan lama, maka berarti hubungan kalian dalam keadaan tidak baik-baik saja.

Apakah tidak mungkin tidak ada pertengkaran dalam hubungan? bukankah jika tidak terjadi pertengkaran menunjukkan bahwa perasaan mereka sangat kuat?

Saya tidak ingin memaksakan pemikiran saya, namun saya secara pribadi tidak percaya hal tersebut.

Setiap individu di dunia memiliki karakeristik sendiri, dan ketika mereka sudah bersama, sangat kecil kemungkinan untuk masing-masing menyembunyikan keunikan gaya hidup masing-masing.

Dan pastinya, akan ada beberapa prinsip yang berbeda yang nampak ketika sudah bersama. Mungkin perbedaan dari setiap pasangan adalah tingkat toleransi dan respon yang ditunjukkan. Bisa saja seseorang tidak menyukai cara tertentu, namun toleransi yang sangat besar dapat memaklumi kondisi tersebut. Bisa jadi.

Sudah sewajarnya saat berpasangan untuk berselisih paham pada suatu hal, namun harus diingat kembali bahwa masalah tersebut harusnya dapat dilalui berdua. Banyak ruang kompromi ketika hidup bersama, ego yang terlalu besar hanya akan menyakiti pasangan tanpa menguntungkan diri sendiri.

Bertengkarlah seperlunya, namun jangan lupakan perasaanmu pada pasanganmu lebih besar dari masalah tersebut.

Berbohong untuk kebaikan

Tentu saja sudah kita dengar banyak sekali r terjadi masalah keluarga yang menjadi fatal akibat alasan satu ini. Berbohong untuk kebaikan.

Apakah berbohong untuk kebaikan dilarang?

Saya termasuk orang yang melarang berbohong, namun saya percaya bahwa beberapa kebenaran tidak harus selalu diekspose, dengan berbagai persyaratan ketat tentunya.

Syarat pertama adalah dampak menutupi kebenaran tersebut memiliki nilai kebaikan besar dibanding jika terbongkar,  misalnya dengan menutupi kebenaran mengenai aib orang lain yang pada dasarnya kita ketahui kebenaran faktanya, akan sangat bermanfaat bukan?

Syarat kedua adalah dampak menutupi kebenaran tersebut seharusnya tidak mengganggu atau mengacaukan masa depan, atau kehidupan orang lain. Tentu saja akan sangat memalukan jika kita menutupi sesuatu yang jelas akan diketahui dimasa depan, atau memiliki dampak yang merugikan orang lain.

Namun dalam hubungan, usahakanlah sejujurnya kepada pasanganmu. Jika memang hal tersebut tidak dapat diterima dan mengakibatkan kehilangan perasaan, setidaknya kamu sudah jujur. Ingatlah kembali bahwa kebersamaan tersebut merupakan suatu komitmen bersama dari kedua belah pihak, jadi pada dasarnya kamu memang tidak "memiliki" pasanganmu. Kalian berdua saling memilih, dan menerima.

Menghindari perbedaan pendapat dan kebiasaan berbohong dengan pasangan merupakan cikal bakal keretakan rumah tangga yang sangat sering terjadi. Meski pada beberapa kondisi, melakukan hal tersebut dirasakan dapat mendamaikan dan menentramkan kondisi hubungan, tapi pada jangka waktu yang lebih lama, hal tersebut berdampak buruk pada keharmonisan hubungan.